Tips:Kiat Membangun Personal Rebranding


BAGI PARA “aktivis” Twitter, mungkin tak asing dengan tagar #pencitraan. Tagar ini dimaksud sebagai penanda kicauan yang bermaksud maupun dinilai punya muatan pencitraan diri—narsis. Omong-omong soal pencitraan diri, membangun personal brand, menurut saya, penting di era serba terbuka seperti sekarang ini. Pada kenyataannya, banyak orang tidak puas dengan citra diri seperti sekarang—tentu disebabkan oleh banyak faktor.

Banyak dari mereka yang ingin tampil dengan citra barunya. Hal ini membutuhkan beberapa langkah. Ada seorang penyanyi yang ingin menampilkan dirinya lebih dari sekadar seorang penyanyi mengingat dirinya juga punya bakat lain. Dia ingin dikenal sebagai penyanyi-cum-penulis, misalnya.

Di majalah Harvard Business Review (HBR) edisi Maret 2011, kolumnis Dorie Clark menulis secara apik tentang personal brand ini dengan judul “Reinventing Your Personal Brand.” Artikel ini secara lugas mengulas bagaimana mengubah citra personal brand sekaligus menciptakan peluang-peluang anyar yang lebih menarik dan berpotensi mendatangkan keuntungan. Ada lima langkah yang ditawarkan oleh Dorie Clark—CEO Clark Strategic Communication.

Pertama, tentukan tujuan Anda. Dorie menandaskan bahwa rebranding tidak segampang membalik telapak tangan. Mulailah dengan menentukan di mana Anda sungguh-sungguh akan menginvestasikan energi Anda. Selanjutnya, Anda perlu membangun dan mengembangkan keahlian. Bila Anda seorang game developer di masa lalu, misalnya, Anda perlu mengembangkan keahlian Anda di teknologi secara lebih baik dari pada orang lain. Pengembangan ini akan menumbuhkan kepercayaan diri untuk memulai mempublikasikan identitas anyar Anda.

Kedua, kembangkan poin-poin unik Anda. Anda perlu mengenal apa yang menjadi nilai jual Anda yang unik—unique selling proposition. Keunikan inilah yang akan membuat orang lain ingat diri Anda dan bisa Anda manfaatkan untuk mendulang keuntungan.

Ketiga, bangunlah sebuah cerita. Hidup adalah rangkaian cerita. Anda adalah bagian dari karakter cerita itu—termasuk mempunyai (baca: membuat) cerita sendiri. Bangunlah cerita bagaimana Anda mengubah “masa lalu” atau “citra lawas” menuju “citra anyar” Anda. Cerita ini kudu konsisten. Cerita ini lebih hidup bila dieksekusi melalui pengalaman konkret atau tindakan.

Keempat, perkenalkan kembali diri Anda. Anda perlu memperkenalkan dan mengomunikasikan personal brand Anda yang baru. Hal ini perlu dilakukan karena fakta mengatakan mayoritas orang tidak mempunyai perhatian yang lebih tentang diri Anda yang baru. Sebab itu, perkenalkan ulang diri Anda dan tunjukkan bahwa ada sesuatu yang baru dalam diri Anda sekarang ini.

Kelima, buktikan bahwa Anda memang bernilai. Personal brand ini mirip dengan company brand yakni mempunyai portofolio. Portofolio ini bisa dipublikasikan melalui situs web maupun blog personal—lengkap dengan daftar keahlian dan prestasi. Nah, pastikan lebih dulu bahwa domain Anda ini aman. Selanjutnya, tampilkan properti intelektual Anda yang bisa dijual di sana. Lebih dari ini semua, Anda kudu bisa membuktikan nilai-nilai dan keahlian yang Anda tawarkan dalam citra baru Anda. Tidak kalah penting, Anda harus bisa konsisten. Maklum, internet (baca: Google) telah mencatat jejak rekam Anda. Sebab itu, membangun karakter jauh lebih penting ketimbang membangun image yang tak jarang menipu.

Sumber:http://the-marketeers.com/archives/k...ebranding.html

0 komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget
Free counters!
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting